"Mambo....oo.ooo.ooo... mambo.....ooo.oooo.ooo." Suara penyanyi Internasional ini (Shakira) keluar dengan nyaring dari HP SE K700i milikku, dan itu dimulai dari 2 jam lalu. Tak kukira jam menunjukkan pukul 8.20 wib (waktu Indonesia bagian Bandung) saat ku terbangun karena alarm HP yang memekakkan telinga. "Ohh.... Tuhan" Telat lagi. Seakan kata telat telah mendarah daging didiriku. Bergegas mengambil handuk dan perlengkapan mandi, dengan sangat terburu-buru kulangkahkan kaki ke kamar mandi. Byar...byur...byar...byurr... suara air yang maha dingin terbuang begitu saja ke saluran air di kamar mandi kos-an. Setelah yakin semua syetan kotoran terlepas dari tubuh, aku langsung bergegas mengenakan pakaian hitam, bermotif batik ditengahnya (melestarikan kebudayaan bangsa itu wajib hukumnya), di bawahnya bertuliskan YOGYAKARTA dan diserasikan dengan jins yang telah berumur 5 tahun, semuanya di setting karena hari ini ada sesi pemotretan yang semua modelnya adalah para amatiran.
8.45 aku berlari ke kampus UNIKOM tercinta (nyang mottonya "
Quality is our tradity"), yang bekisar 100 m dari kos-an (kata teman-teman,
"Alah kos-an lu deket ini... tinggal ngesot juga nyampe"). Ku pacu kecepatan berlari ku hingga mungkin nyampe 60 km/jam (Kallleeee.....) hingga aku berada di depan pintu ruangan 5506 (gedung 5 lantai 5 ruangan 06) 5 menit kemudian.
"Alhamdulillah...." syukurlah pak Galih juga baru menempatkan pantatnya ke kursi dosen, dan aku tidak begitu telat. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia masih berada pada tempat yang sama (nggak maju, malahan mundur beberapa nanometer), gimana nggak coba?! calon pemimpin bangsanya aja mengakui telat telah mendarahdaging baginya.
CKCKCKCKCCKCKCK..........Waduh..... kesepakatan kemaren memang benar di terapkan para mahasiswa IF-14 (sallute to you dudeS...). Bernuansa Hitam, setelah pakGalih mengakhiri pembicaraannya di lokal pukul 10.00 wib. Kami (dari 41 orang hanya 31 orang yang terlibat) berangkat ke BIP (katanya sih...
"Bandung Indah Plaza") untuk sesi pemotretan yang gokil abbbiiiizzz..... semua rencana yang ada seluruhnya di serahkan ke Ketua Kelas yaitu Chintia (yang paling cantik di IF-14 alias satu-satunya 'hawa' di IF-14).
"Besok kita berpose rianya di Yonas BIP aja, coz kalau di jl. Banda bisa-bisa ngantri!!" katanya menjelaskan rencana.
Tidak tahu yang lain pergi dengan jasa apa, kami ber-4 (aku, cintia, sandi, dan djunuas) pergi dengan mobil yang sangat umum digunakan alias 'angkot' . Leganya aku karena jalanan dago-BIP saat itu sangat super-duper lancar. Dan seperti yang telah aku duga, kami pengunjung pertama BIP pada hari Rabu, 27 maret 2008. Dengan mengeluarkan iuran 10.000 rupiah per-orang, kami dengan antengnya menunggu di panggil untuk di atur posenya masing-masing. tepat pukul 11.oo wib ke 31 orang yang telah ada dikumpulkan si sebuah ruang pemotretan yang hhmmmm... pas lah untuk bisa muat semua. Dan sang Photografer langsung mengeluarkan keahlian mengatur posisi dan gaya kami se-kelas (31 dari 41 orang).
"Ok, semuanya, nanti Posenya santai aja yah... nikmati aja!" Tag si teteh pengarah gaya sekaligus photografer.
"yak, semua.. kita mulai yah..." akhirnya kegilaan bermunculan
."semuanya senyum 3 jari yah...." jepret... (yah, setidaknya menyerupai lah denganbunyi asli cameranya )
"yak bagus"
Dan sekali lagi tetehnya mengarahkan gaya kami semua,
" Sekarang semuanya ucapkan CIS...." dan anehnya anak-anak pada bergaya se uenak hati mereka. Ada yang metal, sambil m
engacungkan jari kelingking dan telunjuk mereka (udah seperti tanduk aja). Ada yang suer dengan jari tengah dan telunjuk mereka teracungkan ke depan. Ada yang #$%# dengan jari tengah diletakkan ke kepala (seolah-olah berkata
"you...!! go to the hell!!" uuhhhh..... seyem.). Pokoknya dengan berbeda gaya, yang di tengah merupakan yang tercantik dari yang lain (Ya, iyalah, masa' ya iya donk!!!). Kita semua berekspresi sepuas-puasnya....
Pose ketiga,
"Semuanya, ntar pura-pura kaget yah, saya minta ekspresi kagetnya kalian yang gokil!" tetehnya memberikan kami mandat lagi. Kegilaanpun tak terhentikan lagi. Pose ini sangat sering dipakai oleh orang-orang yang narsismenya melebihi nafsu makanku. Wow, melihat ekspresi kami di photo ini aku sendiri terkejut, seolah-olah kami melihat sosok aneh binti penampakan.
Ekspresinya sungguh pas untuk orang kaget yang sedang kerasukan paham narsis.
Akhir dari pose-pose kegilaan ini adalah sang Photografer atau lebih senang kami panggil teteh menyuruh kami berpose sekonyol-konyol mungkin
(bukan sekonyong-konyong koder). Dan anak-anak yang tidak bertanggung jawab, dengan sengaja mendorong kepalaku, yang pada awalnya udah ancur menjadi ancur buanget akhirnya. Sungguh melelahkan dan
menggokilkan (bukan Bahasa Indonesia yang baku dan benar), sesi pemotretan ala IF-14 berakhir dengan selamat.
"Photo akhirnya kalian bisa jemput 2 hari lagi kesini..." Si Teteh tukang Photo memberitahukan. Sesudah itu kami berlalu dengan kesibukan masing-masing.
2 Hari kemudian setelah mendapatkan penggarapan yang terjadi di sana-sini oleh 'Jonas Photo' corp. Photo kelas If-14 bisa di publikasikan.